Senin (7/6/2021) SD Mumtaz menggelar rapat koordinasi persiapan pembelajaran tatap muka bersama perangkat kelurahan, Satgas Covid, Yayasan, Komite Sekolah dan perwakilan guru per jenjang kelas. Kegiatan ini dilakukan sebagai tindak lanjut Surat Keputusan Bersama Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri. Isinya: pada tahun ajaran baru di bulan Juli 2021 nanti, diharapkan seluruh satuan pendidikan dapat menyediakan layanan pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Enik Chairul Umah, M.Si, M.Pd, Kepala SD Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo, menyampaikan dalam sambutannya bahwa 97% wali murid SD menyatakan kesediaannya mengikuti pembelajaran tatap muka secara terbatas, yang disampaikan lewat google form pada Bulan April lalu. Enik menambahkan, “Bagaimanapun juga pembelajaran yang efektif membutuhkan kegiatan tatap muka, meski dilakukan secara terbatas.”
Di tempat yang sama Drs. Subandi, Ketua Satgas Covid Kelurahan Bebekan-Taman mengatakan, “Wilayah Kelurahan Bebekan ini sudah menjadi zona hijau. Artinya insyaAllah aman jika SD Mumtaz melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, tapi tentu saja tetap harus benar-benar disiplin mematuhi protokol Kesehatan.”
Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Sudah sejak lama SD Mumtaz melakukan berbagai persiapan new normal. Berdasarkan data yang diperoleh dari RS.Soerya Sidoarjo, sebanyak 150 orang atau seluruh guru dan karyawan SD Mumtaz sudah tuntas vaksin covid-19, pada Maret 2021 lalu.
Selain itu dari sisi sarana dan prasarana, SD Mumtaz sudah mempersiapkan dengan detail mulai dari penyemprotan disinfektan berkala sebelum dan setelah pembelajaran, pengukuran suhu dengan thermo infrared pada semua yang hadir, wastafel cuci tangan dan hand sanitizer di setiap kelas. Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SD Mumtaz, Arif Yuli Purwanto. S.T, M.Pd menekankan, “Kami mewanti-wanti agar semua guru, karyawan, juga para murid disiplin memakai masker. Bahkan di setiap sudut ruang juga ada himbauan 5M, agar semua warga sekolah selalu ingat untuk menaati protokol Kesehatan. Pada penataan ruang kelas pun kami berusaha menjaga jarak minimal 1,5 meter dan setiap kelas hanya diisi 50% murid atau tidak lebih dari 18 murid. Kami juga menjaga untuk tidak melakukan kontak fisik seperti bersalaman atau mencium tangan.”
Sinkronus – Asinkronus
Berkaitan dengan model pembelajaran tatap muka terbatas yang akan ditempuh tahun ajaran baru nanti, Arif menambahkan, “Kami akan melaksanakan model pembelajaran Hybrid Learning yang dilakukan dengan perpaduan tatap muka terbatas dan PJJ. Pembelajaran tatap muka terbatas, murid dalam satu kelas dibagi menjadi dua rombongan belajar atau hanya 50% murid dalam satu kelas. Pada saat murid kelompok pertama melakukan tatap muka terbatas, murid di kelompok kedua melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Di PJJ ini ada perpaduan sinkronus dan asinkronus. Sinkronus disini maksudnya ada interaksi guru dengan siswa lewat zoom meeting atau google meet. Sedangkan asinkronus memanfaatkan Learning Management System (LMS) yakni Mumtaz Smart, sebuah aplikasi buatan SD Mumtaz sendiri dimana setiap siswa memiliki akun masing-masing, dan bisa mengakses materi pembelajaran baik berupa video, gambar atau dokumen dengan mudah.”
Penulis: Heni Dwi Utami
Moga sehat semua dan lancar, Aamiin ya robbal alamiin 🤲
Amiiin
Langkah yang sistematis 👍
Terima kasih
sebagai wali murid a.n Prabu Maharaja Laksono kelas 2A nomor absen siswa 26
bersedia dan mengijinkan putra saya untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan tatap muka dan tetap mengutamakan protokol kesehatan
Injih Siap
Terima kasih
Setuju dengan syarat wajib tetap menjaga protokol kesehatan
Siappp
Terima Kasih
Bersedia melakukan pembelajaran tatap muka
Terima kasih Bunda