Upgrading guru-guru SD MUMTAZ, Kamis (8/6/2021) hingga Sabtu (10/6/2021)

SD Muhammadiyah 1 & 2 Taman, Sidoarjo melakukan upgrading pengelolaan flipped classroom pada guru-gurunya sejak Kamis (8/6/2021) hingga sabtu (10/6/2021). Dampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih berkepanjangan dan sangat dirasakan dunia pendidikan. Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Arif Yuli Purwanto, ST, M.Pd mengatakan, “ SD MUMTAZ melakukan berbagai hal untuk mengembangkan kemampuan guru, khususnya dalam hal pengelolaan pembelajaran di situasi seperti saat ini.  Pemanfaat teknologi menjadi salah satu point penting untuk membantu agar proses pembelajaran tetap dapat berlangsung dengan baik dan inovatif.”

Enik Chairul Umah, M,Si, M.Pd sedang menyampaikan materi Flipped Classrom pada upgrading guru-guru SD MUMTAZ

Pada pelatihan yang dipandu sendiri oleh Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Taman, Enik Chairul Umah, M.Si, M.Pd ini dilakukan guna persiapan pembelajaran tahun ajaran 2021-2022. Enik menjelaskan ada banyak model pembelajaran di masa pandemi, antara lain BDR (Belajar Dari Rumah), PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), Blended Learning, dan Hybrid Learning. Semua model pembelajaran ini sudah dilakukan semua oleh SD MUMTAZ. Namun tak hanya berhenti di situ, SD MUMTAZ terus mencari formula yang lebih efektif untuk kelangsungan pembelajaran. Hingga muncullah konsep Flipped Classroom.

Bu Enik mengatakan, “Flipped Classroom adalah bentuk pembelajaran blended melalui interaksi tatap muka dan virtual atau online yang menggabungkan pembelajaran sinkronus dengan pembelajaran mandiri yang asinkronus. Pembelajaran sinkronus dilakukan secara real time di kelas. Siswa berinteraksi dengan guru dan teman sekelas serta menerima umpan balik pada saat yang sama. Sedangkan, pembelajaran asinkronus adalah pembelajaran yang sifatnya lebih mandiri. Konten pembelajaran bisa diakses melalui beberapa bentuk media pada platform digital Mumtaz Smart. Siswa dapat memilih kapan mereka belajar dan juga mereka dapat mengajukan pertanyaan di kolom komentar aplikasi Mumtaz Smart. Sedangkan, umpan balik akan diterima mereka tidak pada saat yang sama.”

Kepala sekolah SD Mumtas ini juga menjelaskan bahwa metode Flipped Classroom, dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, sebelum kelas dimulai (pre-class), ketika kelas dimulai (in-class) dan setelah kelas berakhir (out of class). Sebelum kelas dimulai, siswa sudah mempelajari materi yang akan dibahas. Dalam tahap ini kemampuan yang diharapkan dimilki oleh siswa adalah mengingat (remembering) dan mengerti (understanding) materi. Kemudian pada saat kelas dimulai, siswa dapat mengaplikasikan (applying) dan menganalisis (analyzing) materi melalui berbagai kegiatan interaktif di dalam kelas. Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi (evaluating) dan mengerjakan tugas berbasis proyek (creating).

Pada kegiatan upgrading ini, guru-guru SD Mumtaz, baik guru kelas, guru mata pelajaran, guru BTQ, guru pendamping, hingga guru inklusi tidak hanya belajar secara teori. Mereka melakukan simulasi Flipped Classroom. Ada yang bertindak sebagai murid dan ada yang bertindak sebagai guru. Para guru ini belajar dan berpraktik mulai dari bagaimana memandu murid belajar secara mandiri di rumah, bagaimana mengelola PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas baik itu memandu diskusi, memberikan umpan balik dan refleksi yang efektif berorientasi pada peningkatan motivasi siswa, hingga bagaimana memandu siswa menyelesaikan tugas serta belajar lebih lanjut pada platform digital Mumtaz Smart.

Model pembelajaran Flipped Classroom ini digadang menjadi solusi yang terbaik saat ini. Rencananya  dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan yang ketat, setelah berakhirnya PPKM mikro, pembelajaran tahun ajaran 2021-2022 di SD Mumtaz dilakukan secara Flipped Classroom.

Penulis: Heni Dwi Utami