Sabtu (21/8/21) SD Mumtaz menggelar konser gebyar kemerdekaan yang digabung dengan perayaan Tahun Baru Hijriyah secara live virtual. Konser yang berisi pagelaran seni musik modern dan tradisional, band, orchestra, dan karawitan ini ditayangkan dalam zoom, youtube, Instagram, dan facebook.
Daftar Isi
- Kemenangan dalam Pandemi
- Mengangkat Budaya Bangsa
Kemenangan dalam Pandemi
Menurut Dedy Firdaus, ST, M.Pd koordinator acara konser, “Kami ingin menunjukkan bahwa meski pun pandemi, siswa-siswi SD Mumtaz masih tetap bisa berkarya. Sudah lama kami tidak melakukan pertunjukkan. Terutama sejak masa pandemi ini. Ada 31 kelas talent di SD Mumtaz, dan selama pandemi kami tetap belajar dan berlatih. Nah momen Kemerdekaan dan Tahun Baru Hijriyah ini menjadi kesempatan bagi kami menampilkan berbagai kreatifitas siswa dan guru SD Mumtaz.”
Lebih lanjut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 2 Taman, Rahadian Arif Rahman, S.S, M.AP mengatakan dalam sambutannya, “Hari ini anak-anak bangsa khususnya siswa SD Mumtaz telah menunjukkan kemenangannya. Selain kemenangan atas 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini. Anak-anak yang masih tetap dapat berprestasi dan berkarya dalam masa pandemi adalah sebuah kemenangan.”
Konser gebyar kemerdekaan dan Tahun Baru Hijriyah ini merupakan puncak acara dari berbagai ajang perlombaan yang digelar SD Mumtaz melalui Instagram. Di sela-sela pertunjukkan musik tradisional dan modern, dibacakan nama-nama pemenang lomba Nasyid, Senam Kreasi, Tartil, Da’I Cilik, Sambung Lagu, dan Cerdas Cermat Quizizz Kebangsaan.
Mengangkat Budaya Bangsa
30 siswa pemain alat musik gamelan dan band berpadu menyanyikan berbagai lagu nasional dan daerah. Para peserta konser virtual tampak kagum dan terpesona mendengarkan alunan lagu-lagu yang dibawakan tim orchestra SD Mumtaz. Merinding rasanya ketika perpaduan musik tradisional bergabung dengan musik modern dalam alunan lagu tanah air.
Menurut Dedy Firdaus, “Lewat sajian musik tradisional oleh para siswa SD Mumtaz dan tampilan drama oleh guru SD Mumtaz ini kami juga ingin mengangkat budaya bangsa Indonesia. Dalam tampilan dramanya, Bapak/Ibu guru mengenakan budaya batik sebagai simbol budaya bangsa. Selain itu hampir semua siswa SD Mumtaz sudah mengenal dengan baik alat musik tradisional. Terutama pernak-pernik gamelan. Bahkan 45% diantaranya sudah bisa memainkannya. Ini merupakan hasil dari ikhtiar kami dalam mengangkat budaya bangsa.”
Penulis: Heni Dwi Utami
Recent Comments